Memilih Sekolah untuk Anak, Ini Tips nya.


Memilih sekolah yang terbaik untuk anak adalah salah satu kewajiban orangtua. Setelah beberapa tahun membersamai perkembangan usianya belajar di rumah, kebanyakan orangtua memilih untuk menyekolahkan anak di sekolah formal yang dianggap paling baik.
Saya sendiri sudah memikirkan tentang memilih sekolah anak sejak anak saya berusia 2 tahun. Karena pilihan sekolah formal cukup banyak dan semua men-cap diri sebagai sekolah unggulan. Padahal belum tentu unggulan menurut mereka adalah unggulan untuk anak kita.

Mencari sekolah untuk anak ibarat mencari jodoh. Susah-susah gampang. Banyakan susah nya ya,, haha.. Sekolah yang cocok di satu anak belum tentu cocok di anak yang lain. Karena sejatinya setiap anak berbeda dan memiliki keunggulan masing-masing. Sudah hakikatnya manusia (dalam hal ini anak) diciptakan dengan karakter yang spesial dan tugas orangtua berusaha memahami dan mengarahkan ke arah pendidikan yang tepat.

Para emaks yang anaknya mulai masuk 3 tahun biasanya udah mulai heboh ni untuk mendaftarkan anak ke sekolah formal seperti playgroup atau PAUD. Umur 4 tahun udah bisa masuk ke TK A, 5 tahun TK B, lalu lanjut SD. Sebagian ada juga yang masih santai-santai aja karena ingin memaksimalkan belajar anak di rumah hingga usia TK. Orangtua biasanya punya insting sendiri untuk menilai apakah anak sudah siap untuk sosialisasi di sekolah formal atau tidak. 

Supaya nggak salah pilih dan berujung pada anak yang merasa "terpaksa" atau nggak nyaman di tempat yang baru, orangtua harus agak ekstra usaha dong. Berikut ini hal yang saya lakukan saat saya akan memilih sekolah untuk anak.

1. Tentukan jenis sekolah
Ada berbagai tipe sekolah, berdasarkan jenis maupun kurikulum.

Berdasarkan jenisnya, sekolah dapat dibagi ke beberapa tipe, yaitu sekolah nasional, sekolah nasional plus, sekolah internasional, sekolah berbasis agama (misalnya SDIT, madrasah, dan RK), sekolah alam dan homeschooling.

Berdasarkan kurikulum, sekolah dapat dibagi menjadi kurikulum nasional (biasanya per tahun, bisa berubah beberapa tahun sekali tergantung Kementerian Pendidikan), internasional (misalnya Cambridge, International Baccaurate/IB, International Primacy Curriculum/IPC, dan Singaporean Primary School Curriculum), kurikulum High Scope dan montessori.

Memilih tipe sekolah yang sesuai dengan visi misi keluarga dan karakter anak lebih diutamakan ya emaks. Misalnya ni, di keluarga saya mengajarkan segala sesuatu berdasarkan prinsip agama Islam. Alangkah baiknya saya memilih sekolah yang berbasis agama Islam juga, yaitu SDIT. 
Memang di jaman saya sekolah dulu, ada juga teman beragama Islam yang sekolah di sekolah swasta berbasis agama Kristen, pemahaman agama Islamnya tetap lebih baik dari saya. Namun jika masih ada pilihan, lebih baik memilih yang sejalan.

2. Cari Info
Jaman sekarang jadi emak emak kudu rajin cari info. Tinggal browsing di smartphone aja, semua ada di genggaman kalo itu mah. Atau bisa tanya-tanya ke temen yang anaknya udah masuk di sekolah yang sesuai dengan jenis sekolah pilihan di awal. Info yang perlu dicaritau antara lain :

- Visi Misi Sekolah : upayakan yang sevisi dengan pembelajaran keluarga di rumah agar anak lebih mudah memahami dengan melihat contoh di rumah juga. Untuk saya pribadi, sekolah yang mengutamakan pembentukan akhlaq yang baik menjadi pilihan daripada hanya mengutamakan nilai akademis semata. 
- Metode Belajar : dengan perbedaan karakter anak, tentu tidak bisa dipaksakan pembelajaran menggunakan metode yang sama untuk semuanya. Hasil yang diperoleh tidak akan maksimal di beberapa anak. Pilihlah sekolah yang memahami konsep perbedaan tersebut. 
- Kriteria Guru : Buat saya, guru yang mengajar juga harus memiliki kriteria yang sejalan dengan visi dan misi sekolah. Kurang pas rasanya jika sekolah mengajarkan prinsip agama Islam, tapi guru perempuannya tidak memakai jilbab  misalnya. 
- Jarak sekolah dari tempat tinggal : Upayakan mencari sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Karena jarak yang jauh akan menimbulkan kejenuhan pada anak karena capek di perjalanan. 

Inget ya buibu, sesuaikan pilihan sekolah sesuai dengan karakter dan kebutuhan anak kita. Agar anak bisa nyaman di sekolah dan tidak merasa terpaksa dalam belajar.

3. School Visit
Setelah mendapat info dari berbagai media, tak ada salahnya kita langsung datang ke sekolah yang dipilih. Kita bisa lebih menggali lagi informasi yang pastinya akan berguna sebelum menentukan pilihan. Selain itu kita dapat melihat lingkungan sekolah, nilai-nilai yang ditanamkan ke siswa, dan memperoleh gambaran langsung dari manajemen tentang kondisi dan suasana sekolah.
Dalam school visit, saya memilih untuk mengajak anak saya agar bisa ikut andil dalam memilih sekolahnya.

Sekian dulu tips yang sudah saya jalani sebelumnya. Semoga bermanfaat.

Salam cinta,
Mamak

No comments

Post a Comment